Sabtu, 27 Desember 2014

Mengenal Teknologi Mesin Rotary pada Mazda


Sejarah permobilan mencatat bahwa salah satu penemuan terbaik di sektor pembangkit daya adalah mesin rotary yang dibuat oleh Felix Wankel. Mesin ini terbilang unik, karena pistonnya merangkap sebagai ruang bakar dan memiliki gerak berputar (berotasi), bukan seperti mesin lainnya yang lazim bergerak vertikal ataupun horisontal. Awalnya, mesin rotary dipasang pada pesawat tempur Jerman di era ‘50-an. Baru kemudian, teknologi ini dilirik produsen otomotif, seperti GM, Mercedes-Benz, Rolls-Royce, dan Mazda.
Namun, di antara para manufaktur tersebut, di tangan Mazda-lah lompatan terbesar teknologi mesin rotary terjadi. Melalui Mazda Cosmo Concept, di ajang Tokyo Motor Show 1963, mesin ini menyihir publik karena meski berkapasitas kecil, tenaga dan torsinya cukup besar. Tradisi itu  berlanjut hingga kini, di mana mesin rotary adalah jantung pacu wajib untuk mobil sport Mazda RX-series.
Seiring rumor akan hadirnya RX-7 anyar dan RX-8 terbaru di 2010, Mazda terlebih dahulu menggulirkan sumber tenaganya. Mesin ini merupakan generasi anyar jantung pacu berkode 16X, yang diklaim lebih bertenaga dan lebih irit, berkat adanya perubahan desain dan penyematan teknologi baru.
Tahun 2009 ini pun selubung misteri RENESIS (akronim darai Rotary Engine GENESIS) terbaru  mulai tersingkap. Ubahan pertama dapat dilihat dari disematkannya teknologi khas Mazda, DISI (Direct Injection Spark Ignition). Pada dasarnya, sistem injeksi ini akan mencampur terlebih dahulu udara dan bensin, sebelum disuntikkan ke ruang bakar. Tujuannya, agar torsi tetap terjaga di segala putaran. Walhasil, karena torsi yang dihasilkan konstan, mobil pun akan berakselerasi lebih cepat.
Ubahan berlanjut dengan penggunaan dua busi tiap silinder. Selain itu, jarak antar busi dan jarak busi ke ruang bakar juga diubah. Cara ini dilakukan agar pembakaran stabil. Sebagaimana diketahui, piston pada mesin rotary juga berfungsi sebagai ruang bakar. Kondisi ini mengakibatkan besar kemungkinan terjadi ketidaksempurnaan pembakaran saat putaran tinggi, karena piston bergerak terlalu cepat dan waktu percikan api busi tidak tepat. Lalu, untuk mengeliminasi overlap (bentroknya arus masuk BBM dengan aliran keluar sisa pembakaran), dimensi piston dan cangkangnya diperbesar.
Isu tentang mesin rotary yang boros oli mesin juga dapat diatasi dengan mengubah dan memperbesar jalur pelumasan. Penggunaan oli lebih efisien karena dapat menjangkau area yang lebih luas ketimbang cara lama, di mana oli mesin berkumpul di satu dua titik pelumasan. Dari perubahan yang ada, bisa dipastikan terjadi kenaikan kapasitas mesin. Diperkirakan, mesin baru ini hadir dalam konfigurasi twin rotor, 800 cc x 2 (sebelumnya 654 cc x 2), dengan bahan bakar lebih hemat 20% dan menghembuskan tenaga hingga 270 hp (dari sebelumnya 260 hp).


 
Siklus dari sebuah mesin rotary.


Perhatikan bahwa masing-masing empat stroke diwakili oleh sisi persegi dan bahwa Top Dead Center (TDC) dan Bottom Dead Center (BDC), ruang volume maksimum dan minimum, berada di sudut. rotor berputar di satu maju tingkat ketiga poros eksentrik dan dibutuhkan 270 derajat putaran poros eksentrik antara TDC dan BDC, dan sebaliknya, yang lebih dari 90 derajat tingkat stroke 180 dari mesin piston konvensional.
Meskipun  berkonsentrasi hanya pada satu ruang kerja , demi kejelasan, perlu diketahui bahwa setiap ruang melakukan siklus sendiri, 120 derajat keluar dari fase dengan tetangganya. Dengan cara ini, tiga kamar berkontribusi pada produksi satu stroke daya per rotor per putaran dari poros eksentrik, yang menghasilkan dua kali kapasitas mesin piston perpindahan nilai identik.
Memvisualisasikan volume ruang kerja tidak semudah melakukannya untuk bagian-bagian mesin yang solid. Animasi mesin, di bawah ini, akan membantu Anda melihat ruangan sebagai volume dinamis mengubah yang bergerak di dalam mesin karena bekerja melalui siklus. Sekarang, bayangkan urutan ini terjadi secara bersamaan, 120 derajat keluar dari fase, pada ketiga tampilan  rotor.


Intake
Udara / campuran bahan bakar memasuki silinder melalui intake manifold; gerakan rotor pasukan ke ruang berikutnya.

intake manifold
Bagian-bagian di mana udara / campuran bahan bakar memasuki silinder.

Power
Ketika tingkat kompresi tercapai, busi menghasilkan bunga api yang memicu udara / campuran bahan bakar

Rotor
Segitiga piston balik sebuah poros eksentris sekitar dan mengirimkan sebuah gerak rotasi secara langsung dengan crankshaft

Exhaust
Dalam bagian ini sebelum manifold knalpot, gas terbakar dikeluarkan oleh rotor.

Compression
putaran Rotor itu mengurangi volume pada ruang dan memampatkan campuran.

Exhaust Manifold

Melalui pipa gas yang terbakar dikeluarkan dari silinder.



Source :
https://himoto.wordpress.com/2010/10/15/rekayasa-mesin-rotary-mazda/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar